Direktur Jaringan Gusdurian Alissa Wahid mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia mengalami kerugian sekitar Rp 400 Triliun, dan diprediksi akan merugi sebesar Rp 700 Triliun pada tahun 2025. Alissa Wahid menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut, terutama karena tingkat kesejahteraan masyarakat yang belum merata. Dalam acara Tri Hita Karana Universal Reflection Journey di Three Mountains, KEK Kura-Kura Bali, ia menyoroti perlunya kembalinya para pemuka agama ke zaman Gusdur, Romo Mangun, dan Gedong Ida Bagus Oka untuk menangani masalah yang dihadapi masyarakat.
Gusdurian sebagai komunitas lintas iman berkomitmen untuk mendorong pemuka agama agar tidak hanya fokus pada urusan ibadah di rumah ibadah, tetapi juga turut serta menangani permasalahan sosial dan ekonomi masyarakat. Mereka percaya bahwa tokoh agama mempunyai peran penting dalam membawa perubahan positif melalui pengaruh dan aksi nyata dalam memajukan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, Gusdurian juga mengingatkan agar kebijakan pemerintah lebih berpihak kepada rakyat dan menekankan pentingnya tindakan preventif terhadap korupsi demi keadilan dan kesejahteraan bersama. Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menambahkan bahwa dalam menghadapi perubahan yang cepat di dunia, individu perlu kembali merenungi perlakuannya terhadap lingkungan, sesama manusia, dan hubungan dengan Tuhan.
Momentum Tri Hita Karana Universal (THK U) Reflection Journey disebut sebagai kesempatan untuk melakukan refleksi mendalam dalam menjawab tantangan dan hambatan yang muncul di tengah dinamika perubahan global saat ini. Tindakan reflektif ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam tataran pribadi maupun sosial.