Berita  

Alasan Brasil Menunda Pengiriman Kendaraan Lapis Baja ke Israel Senilai Rp 2,3 Triliun

Alasan Brasil Menunda Pengiriman Kendaraan Lapis Baja ke Israel Senilai Rp 2,3 Triliun

Selasa, 14 Mei 2024 – 02:45 WIB

Brasilia – Menteri Pertahanan Brasil, Jose Mucio Monteiro telah menunda penandatanganan kontrak dengan perusahaan Israel, Elbit Systems untuk 36 kendaraan lapis baja dengan howitzer 155 mm, sejenis meriam dengan jangkauan dan presisi tinggi.

Menurut surat kabar Brasil, O Estado de S. Paulo, kesepakatan tersebut melibatkan impor kendaraan self-propelled senilai hingga US$ 145 juta atau setara dengan Rp 2,3 triliun.

Surat kabar tersebut menyebutkan bahwa penundaan kesepakatan itu terjadi satu hari setelah organisasi hak asasi manusia dan tokoh politik memberikan tekanan pada pemerintahan Lula untuk mengakhiri perdagangan senjata dengan pemerintah Israel, yang telah melakukan kejahatan genosida terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza sejak Oktober lalu.

Mucio mengklarifikasi bahwa permintaan penundaan kesepakatan tersebut adalah upaya untuk mendapatkan waktu bagi diskusi politik dengan tujuan menenangkan segala perlawanan dari Partai Pekerja (PT) pimpinan Presiden Lula da Silva dan sekutunya.

Dilansir dari Middle East Monitor, Senin, 13 Mei 2024, Elbit Systems menolak berkomentar mengenai penundaan penandatanganan kontrak tersebut.

Suara Yahudi untuk Pembebasan bersama Amnesty International telah mengirimkan surat kepada Presiden Lula untuk meminta pemerintah Brasil memberlakukan embargo terhadap kesepakatan senjata dengan Israel.

Selain itu, banyak tokoh terkenal di Brasil, termasuk penyanyi Chico Buarque, mantan menteri Jose Dirceu dan Paulo Sergio Pinheiro, dan mantan Menteri Hak Asasi Manusia Paulo Sergio Pinheiro, serta pendukung PT mendukung inisiatif JVL dan Amnesty, serta meminta Lula untuk menangguhkan semua kesepakatan senjata dengan negara pendudukan.

Para penandatangan menyatakan keyakinan mereka bahwa pemerintah Brasil harus mengambil tindakan nyata dan segera untuk mencegah berlanjutnya pelanggaran terhadap norma-norma wajib hukum internasional yang dilakukan oleh Israel.

“Brasil harus menjauhkan diri dari kerja sama apa pun dengan Israel karena negara tersebut mempertahankan beberapa perjanjian kerja sama politik, komersial, budaya dan militer dengan negara tersebut,” lanjut mereka.

“Kami menyerukan kepada pemerintah Brasil untuk segera menangguhkan semua perjanjian pertahanan dengan Israel dan menghentikan semua impor senjata dan ekspor peralatan militer yang dapat digunakan untuk melakukan pelanggaran terhadap warga sipil, termasuk kejahatan perang di Jalur Gaza.”

Exit mobile version