Berita  

Proses Pemilihan Paus Baru: Fakta Konklaf Vatikan

Pemilihan Paus dalam Gereja Katolik adalah salah satu proses pemilihan pemimpin agama yang paling unik dan penuh tradisi di dunia. Proses ini dikenal dengan sebutan konklaf, sebuah istilah yang berasal dari bahasa Latin cum clave yang berarti “dengan kunci”. Artinya, para kardinal yang memiliki hak suara dikunci atau diasingkan dari dunia luar hingga mereka berhasil memilih pemimpin baru bagi umat Katolik sedunia.

Konklaf tidak hanya sekadar proses pemungutan suara, tetapi juga momen penuh doa, pertimbangan spiritual, dan disiplin tinggi. Tidak sembarang orang bisa ikut dalam proses ini, dan tidak semua orang tahu apa saja yang sebenarnya terjadi di balik pintu tertutup Kapel Sistina di Vatikan.

Proses pemilihan biasanya dimulai beberapa hari setelah Paus sebelumnya meninggal dunia atau mengundurkan diri. Dalam kasus yang akan datang, konklaf dijadwalkan dimulai pada 7 Mei dimulai dengan Misa khusus di pagi hari yang dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, dekan Dewan Kardinal. Pada sore harinya, para kardinal akan berjalan berarak menuju Kapel Sistina, tempat konklaf berlangsung. Mereka akan duduk di tempat yang sudah ditentukan, mendengarkan renungan rohani, lalu mengucapkan sumpah setia dan rahasia. Setelah itu, seorang pejabat liturgi akan menyerukan kata “Extra Omnes” yang artinya “semua yang tidak berkepentingan dimohon keluar”, menandai dimulainya konklaf secara resmi.

Hanya kardinal Gereja Katolik yang berusia di bawah 80 tahun yang memiliki hak suara dalam konklaf. Meskipun aturan idealnya membatasi jumlah kardinal pemilih hingga 120 orang, kenyataannya seringkali lebih banyak. Saat ini, ada 135 kardinal yang memiliki hak suara. Secara teknis, setiap pria Katolik yang sudah dibaptis bisa dipilih menjadi Paus, namun dalam praktiknya hanya kardinal yang pernah terpilih sejak abad ke-14.

Dalam proses pemungutan suara, setiap kandidat harus mendapat mayoritas dua pertiga suara dari seluruh kardinal pemilih. Jika belum ada keputusan, asap hitam akan keluar dari cerobong Kapel Sistina. Namun, jika seorang Paus telah terpilih, asap putih akan mengepul menandai pemilihan Paus baru. Semua proses dalam konklaf dilakukan dengan kerahasiaan mutlak, serta para pelanggar akan dikenai hukuman ekskomunikasi. Tradisi hanya laki-laki yang bisa menjadi Paus tetap dijaga sebagai bagian dari ajaran dan doktrin Gereja Katolik.

Source link