Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menegaskan bahwa isu ‘matahari kembar’ yang mengaitkan sosok Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dalam pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto tidak benar. Wakil Ketua Umum DPP PSI, Andy Budiman memastikan bahwa Jokowi tidak berada dalam posisi oposisi terhadap Prabowo. Sebaliknya, Jokowi telah memberikan dukungan penuh terhadap pemerintahan yang dijalankan Prabowo. Menurut Andy, kerja sama yang dibutuhkan oleh negara lebih penting daripada politik pecah belah.
Andy juga menjelaskan bahwa kunjungan sejumlah menteri Prabowo ke kediaman Jokowi saat Lebaran 2025 merupakan bentuk penghormatan, bukan indikasi adanya ‘matahari kembar’. Ia menekankan bahwa menghormati mantan presiden adalah bagian dari budaya politik yang sehat dan penting dalam menjaga persatuan dan nasionalisme. Selain itu, kunjungan tersebut dilakukan secara informal dan bukan dalam kapasitas resmi sebagai pejabat negara. Andy juga mengutip pernyataan Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo yang menegaskan pentingnya mencegah kedua pemerintahan yang saling bersaing karena dapat menimbulkan kebingungan di antara penyelenggara negara.
Andy menekankan bahwa tidak ada pelanggaran hukum, protokol, atau etika dalam konteks pertemuan antara para menteri dan Jokowi. Ia meminta agar politik pecah belah dihindari dan bahwa persatuan serta nasionalisme harus menjadi praktek nyata dan konsisten dalam menjaga keutuhan negara.