Pada Kamis, 13 Februari 2025, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, mengungkapkan bahwa pemerintahan Trump memberi kesempatan kepada negara-negara Arab untuk menyusun rencana untuk Gaza pasca perang. Namun, hingga saat ini, satu-satunya rencana yang masih diterapkan adalah usulan yang diajukan oleh Donald Trump. Meskipun situasi gencatan senjata terlihat berhasil, permasalahan utama mengenai Gaza tetaplah ada.
Rubio menegaskan bahwa penting untuk mencari solusi konkret terkait Gaza. Departemen Luar Negeri AS secara resmi mengkritik negara-negara Arab yang menyatakan dukungan untuk Palestina namun gagal bertindak nyata. Tidak adanya keberlanjutan dalam menyambut warga Palestina menjadi sorotan, dengan Rubio menekankan bahwa negara-negara tetangga tak kunjung memberikan dukungan yang nyata.
Selain itu, usulan Trump untuk menguasai Gaza dan memindahkan warga Palestina ke negara-negara tetangga setelah perang genosida Israel menuai kritik luas. Para pemimpin regional direncanakan akan bertemu di Arab Saudi untuk merumuskan rencana alternatif. Rubio juga menegaskan bahwa AS akan mengevaluasi rencana yang diajukan, namun pesan tegas disampaikan bahwa solusi yang mengizinkan keberadaan Hamas tetap berpotensi memicu masalah, karena Israel tidak akan menerimanya.
Selanjutnya, Rubio berencana untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Israel guna mendiskusikan isu ini. Dia berharap akan ada rencana yang segar dan dapat diserahkan kepada Presiden Trump. Meski demikian, hingga saat ini, rencana yang akan dijalankan tetap merujuk pada inisiatif yang diajukan oleh Trump. Semua hal ini terus diwawancarai dan dibahas untuk mencapai solusi yang adil dan berkelanjutan terkait Gaza pasca perang.