Pada Minggu, 5 Januari 2025, serangan Israel terhadap fasilitas medis di Gaza utara terus berlanjut meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meminta agar serangan tersebut dihentikan. Salah satu rumah sakit yang terkena dampak adalah Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia, Gaza utara. Fasilitas medis ini, yang sebelumnya merupakan salah satu rumah sakit terbesar di wilayah tersebut, kini hampir tidak beroperasi setelah beberapa minggu dihantam serangan dan dikepung oleh pasukan Israel.
Menurut Dr. Rawia Tambour, seorang pekerja medis di Rumah Sakit Indonesia, situasinya sangat mengkhawatirkan. Serangan terus terjadi, termasuk tembakan artileri berat dan serangan dari quadcopter tak berawak. Rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat perawatan bagi ribuan warga Gaza kini menjadi sasaran tembak, mengalami kerusakan parah pada bangunannya.
Pasokan medis semakin menipis dan banyak tenaga medis terpaksa bekerja dalam kondisi yang sangat sulit dan berbahaya. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kepala WHO, telah meminta agar Israel menghentikan serangan terhadap rumah sakit dan pusat medis di Gaza. Ia menyatakan keprihatinannya bahwa rumah sakit di Gaza kembali menjadi medan pertempuran dan sistem kesehatan di Gaza berada dalam ancaman serius yang berisiko mengancam keselamatan banyak warga sipil.
Dalam situasi ini, banyak pasien yang membutuhkan perawatan medis segera tidak dapat mengakses layanan kesehatan. Pernyataan dan dorongan WHO untuk menghentikan serangan terhadap rumah sakit di Gaza terus dilakukan demi keselamatan warga sipil dan upaya kemanusiaan yang lebih besar.