Berita  

“Menemukan Manfaat Kopi bagi Manggarai Timur: Pelestarian Hutan dan Mata Air”

“Menemukan Manfaat Kopi bagi Manggarai Timur: Pelestarian Hutan dan Mata Air”

Kecamatan Lamba Leda Timur Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak tahun 2023 mengalami krisis air minum akibat berkurangnya debit sumber air Rana Poja. Rana Poja dulu merupakan danau dangkal, tetapi tertimbun material longsor dari atas bukit pada Juni 1976. Meskipun ukuran danau mengecil, namun menjadi sumur air raksasa yang memberi kehidupan bagi ribuan masyarakat di sekitarnya. Fenomena kekeringan di Danau Rana Poja disebabkan oleh kerusakan hutan di area tangkapan air, yang juga berdampak pada penurunan debit air di sekitarnya, termasuk Rana Rawuk dan Rana Kenti.

Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika Flores mengambil inisiatif untuk menghutankan kembali area tangkapan air dengan menanam pohon endemik di sekitar Danau Rana Poja. Aksi ini dilakukan pada 10 Desember 2024 oleh berbagai kelompok petani kopi Arabika dan melibatkan siswa-siswi, TNI-Polri, dan wartawan. Tujuan dari penanaman pohon endemik ini adalah untuk memulihkan ekosistem Danau Rana Poja dan menjaga lingkungan hutan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai Timur, John Sentis, menekankan pentingnya penanaman pohon lokal di area tangkapan air Rana Poja sebagai upaya serius menyelamatkan kehidupan melalui pelestarian alam. Hutan di sekitar Danau Rana Poja diibaratkan sebagai “ibu” air, dan menjaga keberlangsungan hutan tersebut dapat mencegah ancaman kekeringan. Kawasan TWA Ruteng, di mana Danau Rana Poja berada, memiliki 10.000 hektare hutan kopi yang sedang dalam proses penyelesaian untuk pemulihan ekosistem dan menjaga keberlangsungan lingkungan.