Berita  

Santri Pembakar Guru di Sumatera Utara karena Kesal Dibully

Santri Pembakar Guru di Sumatera Utara karena Kesal Dibully

Rabu, 9 Oktober 2024 – 07:24 WIB

Langkat, VIVA – Seorang Pengurus Pesantren asal Aceh Tengah bernama Aulia Rizki terpaksa dirawat di Rumah Sakit Adam Malik akibat luka bakar di sekujur tubuhnya. Aulia diduga dianiaya dengan cara dibakar oleh Santri di pondok pesantrennya, di Langkat, Sumatera Utara.

Baca Juga :

Kiai dan Santri se-Mataraman Targetkan Kemenangan Mutlak Khofifah-Emil

Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo mengatakan, kasus tersebut dapat terungkap setelah Polisi melihat adanya kejanggalan dari peristiwa terbakarnya ruangan di Pondok Pesantren tersebut.

“Kami melihat adanya kejanggalan, atas kesaksian yang disampaikan oleh anak berhadapan dengan hukum (ABH) berinisial FAZ dimana memang saksi mengarang sebuah cerita,”kata David, Rabu, 9 Oktober 2024

Baca Juga :

Respons Kemenag soal Dugaan Santri Disiram Air Cabai oleh Istri Pimpinan Ponpes

Tragis, SPG Nekat Bakar Diri Hingga Tewas di Kota Gorontalo

Photo :
  • VIVA | Kadek Sugiarta (tvOne)

David mengatakan bahwa FAZ sengaja membakar korban yang tengah tertidur. Lalu korban melarikan diri untuk menghilangkan jejak.

Baca Juga :

PDIP Ajak Masyarakat Sumut Kawal Pemilu Bebas Kecurangan TSM

David menceritakan detik-detik FAZ membakar pengajar di Ponpes An Nur, Desa Batu Melenggang, Hinai itu. Menurutnya, pembakaran didasari oleh rasa sakit hati.

“Berawal dari sakit hati ABH inisial FAZ terhadap korban, di mana selama kesehariannya ABH merasa dibully oleh korban. Jadi pelaku sering dibully atas kondisi fisiknya, kemudian juga sering diadu domba dengan pimpinan pondok pesantren dan santri-santri yang lain, sehingga rasa sakit hati tersebut dipendam,” ujarnya

Karena sakit hati, pelaku kemudian merencanakan untuk melakukan aksi pembakaran tersebut. Pelaku meminta tolong rekannya untuk membeli bahan bakar minyak jenis pertalite.

“Pelaku meminta tolong kepada santri juniornya, Kemudian pada saat jaga malam, ketika korban lengah atau tertidur, si pelaku atau ABH ini melaksanakan aksinya dengan menuanhkan pertalite yang telah disiapkan, dan membakar korban,” kata David

Seketika api pun membesar dan membuat Santri lain menuju ruangan yang terbakar untuk menolong korban. Korban selamat dari maut meski menderita luka bakar hingga 80 persen sementara itu pelaku melarikan diri hingga akhirnya diamankan polisi.

Halaman Selanjutnya

Karena sakit hati, pelaku kemudian merencanakan untuk melakukan aksi pembakaran tersebut. Pelaku meminta tolong rekannya untuk membeli bahan bakar minyak jenis pertalite.

Exit mobile version