Berita  

PDIP Menyebut Prabowo Salah dalam Klaim Penggunaan Alutsista Bekas Bung Karno untuk Membebaskan Irian Barat

PDIP Menyebut Prabowo Salah dalam Klaim Penggunaan Alutsista Bekas Bung Karno untuk Membebaskan Irian Barat

Senin, 8 Januari 2024 – 12:32 WIB

Jakarta – Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Hasto Kristiyanto angkat bicara merespons capres nomor urut 2, Prabowo Subianto yang mengungkapkan data ihwal alat utama sistem pertahanan (Alutsista) yang dipakai untuk pembebasan Irian Barat di masa Presiden Soekarno.

Menurut Sekjen PDIP tersebut, data yang digunakan Prabowo saat debat capres atau debat ketiga Pilpres 2024 pada malam tadi, keliru. “Kami ingin meluruskan pernyataan Pak Prabowo sepertinya keliru. Pada masa Bung Karno menggunakan peralatan bekas. Itu konteksnya berbeda, banyak peralatan baru yang dipakai oleh Bung Karno guna pembebasan Irian Barat,” kata Hasto kepada awak media, Senin, 8 Januari 2024.

Hasto menjelaskan, peralatan baru yang digunakan Bung Karno, misalnya seperti peralatan dari Yugoslavia. Sebagian juga dipakai untuk pembebasan Aljazair dan bangsa-bangsa Islam yang banyak merdeka karena adanya campur tangan dari kepemimpinan presiden pertama Indonesia tersebut.

Hasto menekankan, berdasarkan data yang ia miliki, Indonesia pun sempat mendapatkan pesawat Hercules C130 dari Presiden Amerika Serikat Kennedy. “Itu juga suatu hal yang baru sehingga Pak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan sayangnya tidak memahami bagaimana postur angkatan perang kita saat itu,” kata Hasto yang meraih gelar doktor Universitas Pertahanan itu.

Menurut Hasto, Alutsista yang dimiliki Indonesia pada era Soekarno adalah kekuatan angkatan perang terkuat di belahan bumi selatan. “Ini yang Pak Prabowo seharusnya meminta maaf atas ketidakpahaman terhadap konsepsi pertahanan pada masa Bung Karno yang dipakai untuk pembebasan Irian Barat dan membantu negara-negara Asia Afrika termasuk Aljazair, kemudian Pakistan yang mencoba melepaskan diri dari imperialism Inggris,” kata Hasto.

Selain itu, saat ditanyai soal kesan Prabowo yang melempar kesalahan ke DPR RI terkait pembelian alutsista bekas, Komisi I DPR RI maupun Presiden Joko Widodo sama-sama terkejut saat Prabowo secara sepihak memutuskan untuk membeli pesawat tempur bekas dari Qatar.

“Sementara pesawat tersebut pernah ditolak oleh Menhan sebelumnya Prof Yuwono Sudarsono. Ini menunjukkan penyalahgunaan kewenangan. Tanpa melalui perencanaan yang baik,” imbuhnya.

Sebelumnya, capres 02, Prabowo Subianto membantah pernyataan capres nomor urut 1 Anies Baswedan yang menyebut seolah-olah dia diajak berbicara dalam pertemuan yang tertutup untuk membahas pengadaan alutsista dan kebijakan pertahanan lainnya, termasuk mengenai lumbung pangan (food estate).

Dia menjelaskan pembahasan soal alutsista, yang kerap memuat informasi rahasia, memang sepatutnya tidak dibicarakan di muka umum. Ganjar dan Anies beberapa kali mengkritik kebijakan pembelian Alutsista bekas Prabowo dalam debat capres malam tadi. Keduanya kompak menyebut pembelian Alutsista bekas itu berisiko terhadap keselamatan prajurit.

Namun, Prabowo yang juga selaku Menhan meluruskan pembelian Alutsista bukan perkara bekas atau baru, tetapi masa pakai. Prabowo mencontohkan, misalnya, dalam pembelian pesawat yang diperhatikan adalah jam terbangnya (flying hours). Prabowo juga menyinggung pada masa pemerintahan Presiden Soekarno mayoritas Alutsista yang dipakai untuk memperjuangkan Irian Barat merupakan Alutsista bekas.

Exit mobile version