Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana menilai kritikan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan hal yang wajar. Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Gadjah Mada (UGM) menobatkan Presiden Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan.
“Dalam negara demokrasi, yang namanya kritik, yang namanya pujian dan kepercayaan (trust) terhadap penyelenggara negara adalah hal yang wajar,” kata Ari kepada wartawan.
Ari mengatakan bahwa pemerintah senantiasa sudah bekerja dengan maksimal untuk mensejahterakan masyarakat. Namun, tak dipungkiri masih ada masyarakat yang tak puas terhadap kinerja pemerintah.
“Dalam menilai kinerja pemerintah juga ada yang tidak puas, dan ada yang puas atau bahkan ada yang sangat puas. Coba cek aja penilaian lembaga survei terhadap kinerja Presiden. Juga bisa cek aktivitas Presiden yang lebih sering turun ke lapangan, mendengarkan suara masyarakat,” ucap dia.
Di sisi lain, Ari menyinggung soal opini yang dibangun saat menjelang kontestasi pemilu 2024. Ia berharap agar opini tersebut dapat diuji kebenarannya sesuai dengan fakta yang ada.
“Upaya menarik perhatian, membangun opini di tengah kontestasi politik (pemilu) dengan kepentingan politik elektoral juga sah-sah aja. Tapi, semua opini itu harus diuji dengan argumentasi, dengan fakta, dengan bukti,” ucap Ari.
Semua input baik pujian ataupun kritik, akan selalu menjadi “vitamin” untuk meningkatkan kinerja pemerintahan sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Presiden Jokowi mendapatkan penghargaan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai alumnus UGM paling memalukan. Penobatan Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan ini diberikan BEM KM UGM di Bundaran UGM.
Dalam penobatan Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan ini ditandai dengan pemberian sertifikat dari BEM KM UGM. Sertifikat ini diserahkan Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor kepada seorang mahasiswa yang memakai topeng wajah Jokowi. Gielbran menyebut nantinya sertifikat dan spanduk berisikan Maklumat Bulaksumur yang ditandatangani mahasiswa, aktivis, buruh dan kelompok lainnya ini akan dikirimkan ke Istana Negara agar diterima oleh Jokowi. Gielbran menerangkan penobatan Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan ini sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa. Jokowi yang merupakan alumni Fakultas Kehutanan UGM ini dinilai gagal menyelesaikan permasalahan-permasalahan fundamental di Indonesia selama menjabat sebagai kepala negara.
“Ini wujud kekecewaan kita sebagai mahasiswa UGM juga. Sudah hampir dua periode Pak Jokowi memimpin tapi pada kenyataannya masih banyak sekali permasalahan fundamental yang belum terselesaikan,” ucap Gielbran.
“Padahal, beliau punya cukup banyak waktu menyelesaikan masalah-masalah itu. Tapi kenyataannya masalah-masalah itu tak selesai,” imbuh Gielbran.
Gielbran merinci masalah-masalah yang menjadi perhatian dari BEM KM UGM antara lain adalah masalah penyelasaian kasus korupsi.