Selasa, 24 Oktober 2023 – 10:02 WIB
Jakarta – Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kondisi dunia saat ini semakin tidak jelas. Hal ini membuat tantangan global semakin bertambah daripada berkurang.
Baca Juga:
Rupiah Nayaris Rp 16 Ribu Per Dolar, Sri Mulyani Ungkap Modal Asing Banyak Balik ke AS
Presiden menjelaskan bahwa perubahan iklim yang dahulu dianggap sebagai hal yang absurd kini semakin nyata. Contohnya adalah kekeringan dan fenomena El Nino yang dapat dirasakan langsung, terutama melalui menurunnya produksi beras di hampir semua negara. “Sebanyak 22 negara menghentikan ekspor berasnya. Ini merupakan kondisi yang sebelumnya tidak pernah kita perkirakan, tetapi muncul,” kata Jokowi dalam telekonferensi di acara Investor’s Daily Summit 2023, Selasa, 24 Oktober 2023.
Baca Juga:
Cak Imin Senang setelah Tahu Jokowi Dukung Semua Capres Termasuk Anies Baswedan
Jokowi juga mengungkapkan bahwa pelemahan ekonomi global masih terus terjadi hingga saat ini. Optimisme bahwa kondisi ekonomi akan membaik tahun depan belum terbukti hingga saat ini.
Baca Juga:
Dikunjungi Dubes Palestina, Cak Imin Tegaskan “Indonesia Ada di Belakang Palestina”
Selain itu, kebijakan kenaikan suku bunga yang tinggi dan berlama-lama oleh Amerika Serikat semakin mempersulit situasi, terutama bagi negara-negara berkembang. Aliran modal masuk ke Amerika Serikat disertai dengan keluarnya modal dari negara-negara berkembang.
“Perang di Ukraina belum jelas kapan berakhirnya, muncul konflik kedua antara Hamas dan Israel. Ini menjadi kekhawatiran bagi negara-negara saat ini,” ujar Presiden.
Keadaan ini berpotensi meluas ke berbagai pihak dan aspek, terutama dalam konteks kenaikan harga minyak. Jika perang meluas ke Libanon, Suriah, atau Iran, maka masalah ekonomi semua negara akan semakin rumit karena harga minyak pasti akan naik.
“Saat ini harga minyak brent masih US$89 per barel. Tetapi jika perang meluas seperti yang saya sebutkan tadi, kita tidak tahu, harga bisa mencapai US$150 per barel,” kata Jokowi.
“Inilah yang harus kita waspadai, baik dari segi moneter maupun fiskal,” katanya.
Halaman Selanjutnya
Keadaan ini berpotensi meluas ke berbagai pihak dan aspek, terutama dalam konteks kenaikan harga minyak. Jika perang meluas ke Libanon, Suriah, atau Iran, maka masalah ekonomi semua negara akan semakin rumit karena harga minyak pasti akan naik.