Berita  

Serangan Bandara Yaman Dilancarkan oleh Pemimpin Ansarallah: Amerika Dikatakan Sebagai Iblis

Serangan Bandara Yaman Dilancarkan oleh Pemimpin Ansarallah: Amerika Dikatakan Sebagai Iblis

Senin, 15 Januari 2024 – 13:02 WIB

Sanaa – Militer Amerika Serikat (AS) menyerang stasiun radar dan pangkalan militer di ibu kota Sanaa, Yaman, dan melakukan serangan tambahan pada akhir pekan. Pemerintah Ansarallah menuduh AS melakukan terorisme.

Direktur kantor Al-Mayadeen di Yaman membenarkan bahwa pangkalan Al-Dailami dekat Bandara Internasional Sanaa menjadi target serangan udara atau serangan rudal pada Sabtu, 13 Januari 2024.

Menurut pernyataan dari Komando Pusat AS, USS Carney menggunakan rudal Tomahawk untuk menurunkan kemampuan Houthi (Ansarallah) dalam menyerang kapal maritim, termasuk kapal komersial.

Pasukan AS juga menyerang lokasi radar di Yaman pada Sabtu pagi. Komando Pusat AS juga menyatakan serangan itu dilakukan oleh USS Carney dengan menggunakan rudal.

Brigadir Jenderal Yaman Abed al-Thawr mengatakan bahwa pesawat Amerika terbang di wilayah udara Sanaa dan seluruh Yaman, termasuk pesawat pengintai AWACS.

Menanggapi tindakan AS, Anggota Dewan Politik Tertinggi Ansarallah, Mohammed Ali al-Houthi menyatakan, “Serangan Anda terhadap Yaman adalah terorisme. Amerika Serikat adalah Iblis.”

Serangan larut malam yang dilakukan Washington dan London di Yaman pada Kamis malam, yang menargetkan beberapa wilayah di negara tersebut, termasuk ibu kota, Sanaa, dan provinsi Hodeidah, Saada, Taiz, dan Hajjah.

Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa serangan tersebut merupakan respons langsung terhadap serangan Houthi, yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kapal maritim internasional di Laut Merah.

Sejumlah besar drone dan rudal Yaman juga menargetkan kapal AS, yang merupakan respons terhadap tenggelamnya tiga kapal angkatan laut Yaman dan pembunuhan sepuluh perwira angkatan laut Yaman pada 31 Desember 2023.

Konflik ini dimulai setelah pasukan Yaman yang dipimpin Ansarallah mulai menargetkan kapal-kapal komersial yang terkait dengan Israel di Laut Merah sebagai respons terhadap kampanye pengeboman Israel yang mengerikan terhadap Gaza, yang menewaskan lebih dari 22.000 warga Palestina.

Meskipun banyak pemerintah regional, termasuk Turki dan Arab Saudi, yang secara lisan mengutuk tindakan Israel, Ansarallah Yaman dan Hizbullah Lebanon adalah satu-satunya kelompok atau pemerintah yang berupaya melakukan intervensi untuk menghentikan kampanye Israel di Gaza secara militer.