Pihak Israel memutuskan untuk menyerang jalur Gaza dan menunda gencatan senjata setelah kelompok Hamas belum membebaskan tiga sandera seperti yang diinginkan. Meskipun gencatan senjata sebelumnya sudah disepakati untuk mulai berlaku pada pukul 08.30 pagi pada hari Minggu, 19 Januari 2025, namun hal ini tertunda karena Hamas belum memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Israel.
Menurut laporan dari Juru Bicara militer Israel, gencatan senjata tidak akan diberlakukan sebelum Hamas menyerahkan nama-nama sandera yang diminta. Netanyahu juga telah memberikan instruksi kepada militer bahwa gencatan senjata tidak akan dimulai sebelum daftar sandera yang akan dibebaskan sudah lengkap. Hal ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Di sisi lain, Hamas mengklaim bahwa keterlambatan dalam penyerahan sandera disebabkan oleh alasan teknis di lapangan, tetapi mereka tetap berkomitmen untuk mematuhi kesepakatan gencatan senjata yang telah diumumkan sebelumnya. Gencatan senjata ini diharapkan dapat mengakhiri perang antara Israel dan Hamas selama 15 bulan, serta membebaskan sandera yang ditahan di Jalur Gaza dan di penjara Israel, termasuk ratusan warga Palestina.
Mediator dari Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir juga terlibat dalam usaha untuk menjalankan gencatan senjata ini. Menurut laporan dari Aljazeera, Hamas diharapkan akan membebaskan tiga tawanan perempuan dalam kesepakatan ini, sementara Israel akan melepaskan 95 warga Palestina yang ditahan, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.