Berita  

“Kondisi Trauma Anak Gaza: Penemuan Memilukan”

“Kondisi Trauma Anak Gaza: Penemuan Memilukan”

Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa kehidupan anak-anak di Gaza semakin terpuruk akibat perang yang berkepanjangan. Dilakukan oleh organisasi berbasis di Gaza dengan dukungan dari War Child Alliance, survei ini mengungkap dampak psikologis yang parah pada anak-anak akibat situasi perang. Lebih dari 60% dari anak-anak yang disurvei mengalami peristiwa traumatis seperti kehilangan keluarga, kehancuran rumah, serta harus melarikan diri demi keselamatan.

Hasil studi tersebut memperlihatkan bahwa 96% anak-anak merasa kematian mereka sudah dekat, dan 49% bahkan ingin mati karena tidak sanggup menghadapi trauma. Selain itu, sebanyak 79% mengalami mimpi buruk dan gangguan tidur, serta 73% menunjukkan gejala agresif sebagai dampak dari stres berkepanjangan.

Diperkirakan sekitar 1,9 juta warga Gaza, termasuk setengahnya adalah anak-anak, terpaksa mengungsi akibat perang. Ada 17.000 anak hidup tanpa pendamping karena kehilangan atau terpisah dari keluarga mereka, menempatkan mereka pada risiko eksploitasi dan kekerasan. Trauma mendalam ini memengaruhi kehidupan anak-anak Gaza dalam jangka panjang, menyebabkan ketakutan berlebihan, kecemasan, sulit tidur, perubahan perilaku, dan masalah kesehatan fisik.

Helen Pattinson, CEO War Child UK, menyatakan bahwa Gaza kini adalah tempat paling mengerikan bagi anak-anak. Organisasi kemanusiaan berupaya membantu ribuan anak dengan dukungan kesehatan mental, namun diperlukan aksi nyata dan kolaborasi global untuk menyelamatkan masa depan anak-anak Gaza yang terancam kehancuran. Kondisi ini jika tidak segera ditangani, akan menanam trauma berkepanjangan dengan dampak yang akan dirasakan hingga generasi mendatang.