Jumat, 26 Juli 2024 – 20:14 WIB
Jakarta – Wakil Presiden (Wapres) RI terpilih, Gibran Rakabuming Raka blusukan di sejumlah kampung di Solo, Jumat, 26 Juli 2024. Namun, menariknya dalam blusukan itu, Gibran mengajak Kanjeng Gusti Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X alias Gusti Bhre.
Baca Juga :
Pilkada 2024, KPUD Diminta Siapkan Isu Kelompok Marginal jadi Tema Debat Kandidat
Sebelumnya, Gusti Bhre dilamar Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep untuk maju sebagai bakal Calon Wali Kota Solo.
Gibran dan Gusti Bhre duduk satu mobil saat tiba di Kampung Harmoni, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Saat turun dari mobil, dua tokoh muda itu disambut anak-anak dan warga kampung tersebut.
Baca Juga :
Gibran Pastikan Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 15.000-an per Porsi bukan Rp 7.500
Kemudian, mereka menyampatkan bagi-bagi susu UHT dan buku bergambar bangunan Pura Mangkunegaran. Lalu, saat masuk ke jalan gang kampung padat penduduk itu, baik Gibran maupun Gus Bhre itu menyapa dan menyalami warga.
Saat blusukan, mereka juga didampingi sejumlah relawan yang memakai kaus bertuliskan ‘Bolone Mase’. Bahkan beberapa relawan itu memperkenalkan Gusti Bhre kepada para warga sebagai calon Wali Kota Solo pengganti Gibran.
Baca Juga :
Demokrat Beri Rekomendasi 52 Calon Kepala Daerah, Ini Daftarnya
“Gusti Bhre itu calon Wali Kota Solo nanti yang akan menggantikan Mas Gibran,” ujar salah satu relawan saat mengenalkan kepada warga di Kampung Harmoni.
Para warga saat itu tampak kaget ketika kampungnya didatangi Gibran dan Gusti Bhre. Mereka juga sempat masuk ke dalam rumah penduduk untuk melihat kondisi rumah milik warga.
Dulunya kawasan di dekat bantaran Sungai Bengawan Solo itu dipenuhi rumah tak layak huni. Namun, di era Gibran, kawasan tersebut kini dibangun menjadi kampung yang tertata rapi.
Gibran menuturkan blusukan secara kebetulan bersama dengan Gusti Bhre karena sebelumnya juga sempat salat Jumat bersama di salah satu masjid kawasan Pucangsawit. Namun, ditanya berapa titik kegiatan blusukan yang dilakukan bersama Pengageng Praja Mangkunegaran itu, ia mengaku tidak tahu.
“Nggak tahu (berapa titik) tanya kanjeng gusti (Gusti Bhre). Ini acaranya kanjeng gusti,” kata Gibran di sela-sela blusukan bersama Gusti Bhre di Kampung Harmoni, Pasarkliwon, Solo, Jumat, 26 Juli 2024.
Gibran menepis anggapan kegiatan blusukan bersama Gusti Bhre dalam rangka untuk memperkenalkan sebagai bakal calon wali kota. Sebab, Gusti Bhre sudah bisa memperkenalkan sendiri ke para warga.
“Nggak, dia kenalan sendiri. Mas Bhre kenalan sendiri,” ujar dia.
Lantas, terkait keberadaan relawan Bolone Mase, Gibran berkilah barisan pendukung itu sudah menjadi pendukung Gusti Bhre.
“Itu Bolone Mase Bhre, bukan Bolone Mase Gibran. Beda cabang ya, beda,” lanjut Gibran.
Sementara, untuk dukungan ke Gusti Bhre, Gibran dengan diplomatis menyerahkan semua keputusan itu kepada warga Solo. Ia menjelaskan kembali aksi blusukan di sejumlah kampung pada hari ini karena mumpung sedang pulang ke Solo.
Apalagi program penataan kampung ini merupakan peninggalannya saat menjadi Wali Kota Solo.
“Saya hari ini mumpung ada di Solo, balik Solo, saya lihat kawasan kumuh yang dulu kita tata itu aja. Nggak (ikut memperkenalkan Gusti Bhre) kan saya berjalan di belakangnya terus. Nggak endorse, endorse apa, nggak ada. . (Mungkin mau nyalon) Mungkin creambath kali,” canda Gibran.
Adapun terkait blusukan bareng Gibran, Gusti Bhre mengaku diajak oleh Wakil Presiden RI terpilih itu untuk ikut kegiatan di kampung-kampung. Bagu dia, blusukan itu jadi pengalaman yang menyenangkan karena bisa bertemu langsung dengan warga.
“Jadi Mas Gibran juga ngajak jalan-jalan ya saya ngikut jalan-jalan aja. Senang sekali juga karena bisa bertemu dengan warga dan bertemu dengan semuanya juga,” ujar Gusti Bhre.
“Senang sekali pokoknya bisa bertemu langsung, bisa ngobrol langsung, diskusi langsung. Terima kasih Mas Gibran yang udah ngajak jalamn-jalan,” lanjut Bhre.
Dia pun mempersilahkan tanya ke Gibran jika blusukan di sejumlah kampung itu sebagai bentuk dukungan untuk pencalonan sebagai bakal Wali Kota Solo. “Oh untuk itu mungkin bisa ditanykan ke Mas Gibran aja,” kata dia.
Halaman Selanjutnya
Dulunya kawasan di dekat bantaran Sungai Bengawan Solo itu dipenuhi rumah tak layak huni. Namun, di era Gibran, kawasan tersebut kini dibangun menjadi kampung yang tertata rapi.