Berita  

Gunung Semeru Meletus Berkali-kali, Hati-hati dengan Hujan Batu Pijar

Gunung Semeru Meletus Berkali-kali, Hati-hati dengan Hujan Batu Pijar

Rabu, 12 Juni 2024 – 08:33 WIB

Lumajang – Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru mencatat bahwa Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur itu mengalami erupsi terus menerus sebanyak 20 kali pada Selasa sejak pukul 00.08 WIB hingga 20.11 WIB.

Baca Juga :

Detik-detik Aipda Hendra Lepas Seragam Dinas Demi Evakuasi Jasad Bayi

Sebagian besar erupsi Gunung Semeru tidak bisa terpantau secara visual karena tertutup kabut seperti erupsi pertama yang terjadi pada pukul 00.08 WIB dengan visual letusan tidak teramati, namun hanya erupsi yang terjadi pada pukul 16.30 WIB dapat terpantau ketinggian letusannya.

“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Selasa, 11 Juni 2024, pukul 16.30 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 meter di atas permukaan laut,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.

Baca Juga :

BNPB Segera Pasang 20 Sensor Peringatan Dini Banjir Bandang di Aliran Sungai Gunung Marapi

Kolom abu vulkanik dengan intensitas tebal membumbung akibat aktivitas erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur, Rabu, 28 Februari 2024.

Menurutnya, kolom abu vulkanik teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 109 detik.

Baca Juga :

Badan Geologi: Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi 1.000 Meter di Atas Puncak

Sementara Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengatakan awan panas dan guguran lava pijar masih terjadi di Gunung Semeru, namun secara visual jarang teramati karena terkendala dengan cuaca yang berkabut.

“Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada Level III atau Siaga dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini,” katanya.

Untuk itu, Badan Geologi memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Ilustrasi – Seismograf mencatat getaran gempa.

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) pada sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Kemudian, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (ant)

Halaman Selanjutnya

“Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada Level III atau Siaga dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini,” katanya.

Exit mobile version