Berita  

Putin Menyebarkan Foto Tersangka Teroris yang Disiksa sebagai Peringatan untuk Tidak Menganggap Remeh Rusia

Putin Menyebarkan Foto Tersangka Teroris yang Disiksa sebagai Peringatan untuk Tidak Menganggap Remeh Rusia

Kamis, 28 Maret 2024 – 03:16 WIB

Rusia – Presiden Rusia Vladimir Putin mengirimkan peringatan keras dengan memamerkan para tersangka teror di Moskow. Menurut ahli, cara Putin memamerkan tersangka tersebut setelah melakukan penyiksaan yang mengerikan.

Tak hanya melalui sosial media, potret dan video dari tersangka juga disebar secara langsung dan melalui berita nasional.
Ahli menilai bahwa dengan memamerkan taktik penyiksaan yang kejam, Putin ingin memperlihatkan bahwa Rusia berbeda dari Barat. Kata ahli, hukuman kejam menanti mereka yang melanggarnya.

Empat pria bersenjata ditangkap pada Sabtu, empat hari lalu. Namun, tak sampai 24 jam setelah kejadian, mereka ditetapkan sebagai tersangka utama yang melakukan serangan teroris paling mematikan di Rusia dalam 20 tahun terakhir.
Tujuh tersangka lainnya yang diyakini sebagai kaki tangan juga ditangkap dan diarak pada Selasa. Mereka dituduh membantu dan bersekongkol dengan terorisme.

ISIS yang brutal mengaku bertanggung jawab atas penyergapan mematikan di Balai Kota Crocus pada Jumat malam yang menyebabkan 139 orang tewas dan hampir 200 orang terluka.
Pihak keamanan Rusia segera melancarkan perburuan untuk menangkap para penyerang dan menangkap mereka. Hal itu setelah terjadi kejar-kejaran mobil, dengan kemunculan video dramatis yang menunjukkan saat mereka diseret ke pengadilan.

Rekaman mengerikan menunjukkan para tersangka teroris disiksa secara fisik. Ada satu foto mengerikan yang menunjukkan seorang pria disetrum di alat kelaminnya hingga mulutnya berbusa. Dalam gambar suram lainnya, seorang pria dipotong telinganya dan kemudian dipaksa untuk memakannya.

Dr Stephen Hall, dosen dan ahli politik Rusia dan pasca-Soviet di Universitas Bath menjelaskan bahwa teknik penyiksaan Putin bertujuan “untuk menyoroti apa yang diharapkan orang jika mereka ditangkap karena teror di Rusia”.
Dia mengatakan bahwa pendekatan semacam itu bukanlah hal baru di Rusia, namun Rusia dengan “kurang ajar” dan “agak keterlaluan” di pengadilan kemarin ketika para tersangka dipamerkan dalam ruangan kaca dengan kondisi dipukuli dan diremukkan, dan para awak media dipersilahkan mengambil dan menyebarkan potret mereka, hingga ke seluruh dunia.

Mereka juga meyakini bahwa hal itu adalah sebagai pesan untuk orang-orang agar tidak main-main dengan Rusia.

Dr Yuri Felshtinsky, penulis buku terkenal “Blowing up Russia” bersama Alexander Litvinenko, mengatakan bahwa penyiksaan biadab itu lebih dari sekadar pesan, dan merupakan “kenormalan baru” di Rusia.
“Dari sudut pandang mereka, mereka sedang berperang dengan negara-negara Barat. Dalam perang yang tidak ada habisnya dan tidak berjalan dengan baik. Ini lebih dari sekadar peringatan.”
“Semua yang dikatakan dan ditampilkan menunjukkan kesiapan Federasi Rusia untuk kembali melawan dunia yang beradab ini,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

ISIS yang brutal mengaku bertanggung jawab atas penyergapan mematikan di Balai Kota Crocus pada Jumat malam yang menyebabkan 139 orang tewas dan hampir 200 orang terluka.