Jakarta – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melaporkan hasil investigasi kecelakaan anjlokan Kereta Api (KA) 75A (Pandalungan) di emplasemen Stasiun Tanggulangin, Daop 8 Surabaya, pada 14 Januari 2024.
Investigator Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian KNKT, Hertriadi Ismawan menjelaskan bahwa kecelakaan tersebut terjadi saat KA 75A tiba di St. Sidoarjo pukul 07.40 WIB, dan diberangkatkan kembali pukul 07.42 WIB. KA 75A seharusnya melintas langsung di St. Tanggulangin di jalur II, namun tertahan sinyal masuk yang berindikasi “Berhenti”. Saat hendel sinyal masuk dari arah St. Sidoarjo tidak dapat ditarik, PPKA memberikan perintah kepada masinis KA 75A untuk tetap melanjutkan perjalanan.
Namun, saat masuk ke St. Tanggulangin, KA 75A mengalami anjlokan di Wesel 1 karena lidah kanan wesel 1 dalam keadaan tidak terkunci karena patahnya lockbox pada wesel 1 sebelah kanan stasiun Tanggulangin. Patahnya lockbox ini menyebabkan lifah kanan wesel tidak terkunci, sehingga lidah kanan wesel 1 dapat bergerak atau berpindah arah.
Dari hasil investigasi, KNKT menemukan bahwa retaknya lockbox disebabkan oleh tingginya tegangan pada sisi ujung lockbox, yang berasal dari batang penggerak wesel. Terdapat ketidakstabilan jalan rel dalam arah vertikal, sehingga batang penggerak wesel bergerak mengungkit lockbox. KNKT merekomendasikan agar pedoman pemeriksaan dan perawatan wesel mekanik diperbaharui, perawatan jalan rel diperketat, dan prosedur terkait pelayanan KA untuk persinyalan mekanik diperjelas.
Rekomendasi juga ditujukan kepada PT KAI Indonesia (Persero) untuk meninjau kembali prosedur pemeriksaan dan perawatan wesel mekanik, meninjau kembali potensi bahaya terkait kondisi geometri jalan rel, dan melakukan pelatihan refreshment secara berkala kepada petugas operasional.