Berita  

Menteri Luar Negeri Membahas Data Diplomasi Ekonomi yang Membawa Keuntungan Besar bagi Indonesia

Menteri Luar Negeri Membahas Data Diplomasi Ekonomi yang Membawa Keuntungan Besar bagi Indonesia

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan kementeriannya bekerja sama dengan kementerian lain seperti Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian Perdagangan dengan melakukan sejumlah gebrakan dalam diplomasi ekonomi yang membawa dampak besar bagi perekonomian Indonesia pada tahun dua tahun terakhir. Ini berarti diplomasi ekonomi terkait ekspor perdagangan ekonomi yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Retno mengatakan, berdasarkan data Kementerian Luar Negeri yang berhasil dikumpulkan, pada Januari hingga November 2023, perdagangan ekspor Indonesia mencapai US$439,1 miliar. Tren ekonomi perdagangan ekspor terus meningkat dan Indonesia mengalami surplus. Demikian juga investasi makin banyak yang masuk. Langkah lain dari kebijakan diplomasi ekonomi Indonesia juga terlihat pada penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali 2022. Pada KTT G20 Bali, Kementerian Luar Negeri melakukan langkah out of the box dengan membuat daftar proyek yang dikerjasamakan. Adapun terkait negara-negara di benua Afrika, Retno menjelaskan bahwa Presiden Jokowi memerintahkan agar Indonesia memperluas potensi pasar luar negeri yang lain seperti di benua Afrika. Perluasan pasar ke negara-negara Afrika ini mengusung semangat yang diwariskan oleh Konferensi Asia Afrika 1955 yang dikenal dengan Bandung Spirit. “Kita betul-betul ingin memberikan makna dari Bandung Spirit yang mengobarkan semangat antar selatan-selatan. Oleh karena itu tahun ini Bapak Presiden mengunjungi beberapa negara Afrika dalam konteks memperkuat kerja sama selatan-selatan termasuk kerja sama ekonomi,” ujar Retno. Sejumlah gebrakan diplomasi ekonomi Kementerian Luar Negeri ini sekaligus menjawab tudingan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD yang menyebut kondisi saat ini berbeda dengan kapasitas diplomat Indonesia di zaman dulu yang sangat baik menjalankan tugasnya. Implikasi dari kondisi tersebut, Mahfud mengatakan para diplomat Indonesia tak mengerti dasar-dasar diplomasi dengan baik. “Kalau ada beberapa pihak yang mengatakan diplomasi ekonomi kita tidak ada, saya kira data-data tersebut berbicara,” kata Retno mengakhiri.