Berita  

Ganjar Menyangkal Adanya Arahan dari PDIP Mengenai Intimidasi ASN di Boyolali

Ganjar Menyangkal Adanya Arahan dari PDIP Mengenai Intimidasi ASN di Boyolali

Jumat, 24 November 2023 – 22:05 WIB

Jakarta – Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo buka suara soal adanya Aparatur Sipil Negara (ASN) di Boyolali, Jawa Tengah yang mengaku diintimidasi untuk memenangkan dirinya dalam kontestasi pemilu 2024.

“Tidak, kok dari partai sih, emangnya ASN partai? kan bukan,” kata Ganjar Pranowo kepada wartawan di Jakarta Pusat, Jumat, 24 November 2023. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menegaskan bahwa PDIP merupakan partai yang selalu mengedukasi masyarakat tentang pemilu bersih.

“Bukan, kita enggak ngarah-ngarahin gitu, kita mesti mengedukasi agar semuanya proses pemilunya sehat ya,” ucapnya. Di sisi lain, Ganjar menyebut masyarakat harus segera melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) maupun aparat penegak hukum terkait tindakan kecurangan atau hal negatif yang melanggar undang-undang (UU) pemilu. “Laporkan penegak hukum, segera laporkan. Jadi hal-hal negatif seperti itu laporkan, kalau itu melanggar UU pemilu kepada Bawaslu, tapi kalau sudah sampai ke sifatnya pungli ke penegak hukum, jadi fair semua,” pungkasnya.

Sebagai informasi, beredar video pendek seorang perempuan ASN Kabupaten Boyolali bercerita rahasia umum bahwa para PNS diminta partai tertentu untuk memenangkan salah satu calon presiden. Video pengakuan ASN itu membuah heboh dan menarik perhatian publik. Sementara itu, Politikus senior sekaligus Dewan Kehormatan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Boyolali, Seno Kusumoarjo mengatakan tuduhan dalam video viral tersebut justru membuat kader PDIP semakin solid dari tingkat bawah hingga atas. Ia meyakini seluruh aparatur negara di Boyolali, baik ASN, Polri dan TNI masih netral.

“Sampai hari ini, di Boyolali kalau saya melihat Polisi, TNI dan ASN masih tetap netral. Kami juga berharap, mereka terus tetap netral dalam pilpres nanti,” kata Seno dikutip Minggu, 19 November 2023. Seno tidak mengubris terkait adanya serangan politik melalui media sosial (medsos) TikTok oleh perempuan berseragam ASN baru-baru ini. “Masyarakat sekarang itu sudah pada cerdas dalam menentukan pilihanya. Kalau ada tuduhan, di Boyolali ada yang bilang ASN tidak netral, biasanya itu pihak sebelah yang susah masuk ke Boyolali,” ujarnya. Ia berpendapat ketika seseorang mengunggah di media sosial adalah bagian dari orang berpendapat dalam demokrasi. Namun, pihaknya meminta bahwa dalam berdemokrasi jangan sampai melakukan praktik yang kotor.

“Kami sudah tahu yang upload itu. Orangnya siapa saya sudah tahu. Namun, jangan berdemokrasi atau praktek yang kotor-kotor seperti itu. Silahkan, berpendapat dalam demokrasi dan apabila ada bukti laporkan ke Bawaslu. Nanti kan Bawaslu akan menindaklanjuti kalau kaitannya dengan Pemilu. Di situ kan ada Gakkumdu yang isinya ada Polres, ada Kejaksaan,” ungkapnya.

Seno Kusumoarjo berharap ASN seharusnya menjadi profesi yang dapat memberi edukasi terhadap masyarakat, bukannya membuat keruh masyarakat.