Senin, 20 November 2023 – 01:39 WIB
VIVA Dunia – Dunia tengah gencar mengkritik tentara Israel IDF atas unggahan-unggahan mereka di media sosial. Namun, baru-baru ini, ada salah satu video memalukan yang disebar langsung oleh pihak IDF dan viral di media sosial.
Awalnya, Pasukan Pertahanan Israel merilis video yang menunjukkan Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengunjungi ruang bawah tanah sebuah rumah sakit anak-anak di Gaza barat, di mana dikatakan mereka menemukan banyak senjata dan barang bukti sandera yang tengah disandera.
Dalam video tersebut, dia menunjuk suatu tempelan yang digantung di dinding. “Ini adalah daftar penjaga di mana setiap teroris menuliskan namanya, dan setiap teroris memiliki shiftnya masing-masing untuk menjaga orang-orang yang ada di sini,” kata Hagari tentang tempelan tersebut. Namun setelah diperiksa lebih dekat, para penutur bahasa Arab, jurnalis, dan outlet berita dunia membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa itu hanyalah daftar hari dalam seminggu atau sebuah kalender dalam bahasa Arab.
Setelah dihujat, militer Israel mengatakan bahwa mereka telah secara keliru mengklaim bahwa kalender itu adalah daftar penjaga Hamas dan hal tersebut merupakan “kesalahan terjemahan” setelah beberapa jurnalis dan penutur asli di media sosial menunjukkan bahwa kata-kata Arab yang tertulis di kalender tersebut hanya mengidentifikasi hari-hari dalam seminggu.
“IDF mengaitkan klaim tersebut sebagai kesalahan dengan mengatakan “ada kesalahan dalam penerjemahan sebagian tabel,” lapor saluran berita Israel N12.
Beberapa video IDF, termasuk video kalender, disiarkan secara luas oleh organisasi berita dan bahkan dibagikan oleh beberapa pendukung terkemuka Israel secara online termasuk Aviva Klompas, mantan direktur penulisan pidato di Misi Israel untuk PBB.
Video ini pun viral di media sosial dan mendapat banyak tanggapan.
“Bukan Sketsa Borat! Juru Bicara IDF menunjuk pada kalender acak di rumah sakit Rantisi sebagai “bukti” dari “daftar penjaga sandera” dengan “nama teroris”. Padahal satu-satunya tulisan dalam daftar itu adalah hari-hari dalam seminggu (Sabtu-Jumat).” unggah Muhammad Shehada, yang bekerja untuk kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Swiss, di X.