Selasa, 14 November 2023 – 06:14 WIB
Miliarder real estat Barry Sternlicht mencoba mengorganisir dukungan dan menghabiskan sebanyak $50 juta (Rp784 miliar) untuk kampanye media yang bertujuan untuk mendefinisikan Hamas sebagai organisasi teroris, menurut sebuah laporan, dikutip dari Fox Business, Selasa, 14 November 2023.
Sternlicht memulai kampanyenya hanya beberapa hari setelah serangan 7 Oktober di Israel yang dilakukan oleh Hamas, menurut email yang dilihat oleh situs berita online Semafor.
Dia awalnya meminta sumbangan sebesar $1 juta (Rp15,7 M) dari sekelompok orang terkaya di dunia bisnis. Kampanye tersebut akan “mendefinisikan Hamas di mata rakyat Amerika sebagai organisasi teroris.”
Dalam email tersebut, Sternlicht menulis bahwa dia melakukan “percakapan yang menyenangkan” dengan CEO Warner Bros. Discovery David Zaslav tentang kampanye tersebut, menambahkan bahwa CEO Endeavour dan agen bakat Ari Emanuel setuju untuk mengoordinasikannya. Namun menurut laporan tersebut, juru bicara kedua pria tersebut mengatakan mereka tidak lagi terlibat.
Sternlicht menulis dalam emailnya bahwa tujuan kampanye ini adalah untuk “membedakan antara anti-Semit dan situasi Palestina.” “Opini publik pasti akan berubah karena adegan, nyata atau dibuat-buat oleh Hamas, mengenai penderitaan warga sipil Palestina pasti akan mengikis empati [Israel] saat ini di komunitas dunia,” tulis Sternlicht. “Kita harus mendahului narasinya,” imbuhnya.
Sternlicht menambahkan bahwa dia mencoba untuk mendefinisikan Hamas sebagai, bukan hanya musuh Israel tetapi juga Amerika Serikat. Dana sebesar $50 juta (Rp784 miliar) ini dikabarkan dari sumbangan pribadinya dan digabungkan dengan sumbangan dari sebuah badan amal besar Yahudi.
Dia mengirimkan email tersebut, menurut Semafor, kepada 50 orang, termasuk eksekutif media David Geffen, mantan CEO Google Eric Schmidt, CEO Dell Technologies Michael Dell, dan banyak lagi.
Sejauh ini, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada outlet tersebut bahwa upaya tersebut telah mengumpulkan beberapa juta dolar dan mempekerjakan Josh Vlasto untuk memberikan nasihat, yang merupakan mantan ayudan Senator Chuck Schumer, D-N.Y. dan mantan Gubernur New York Andrew Cuomo.