Ketua Umum Yayasan Pendidikan Soekarno, Dade Marhaendra, angkat bicara mengenai pernyataan kader PDIP Djarot Saiful Hidayat yang menyebut pasangan capres-cawapres Prabowo-Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai cerminan neo orde baru (Orba). Menurut Dade, hal ini perlu diwaspadai dan bisa terjadi pada masa sekarang. Dade berpendapat bahwa praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) bisa muncul kembali dalam rezim saat ini. Ia menjelaskan bahwa sistem politik pada masa Orba ditandai oleh adanya KKN, yang kemudian ditentang oleh masyarakat hingga akhirnya mengakibatkan keruntuhan rezim. Dalam konteks reformasi saat ini, Dade melihat adanya tindakan KKN yang kembali muncul dan mengkhawatirkan, salah satunya dengan pencalonan Gibran sebagai calon wakil presiden. Ia menambahkan bahwa penunjukan Gibran sebagai cawapres Prabowo Subianto memiliki unsur KKN, karena Gibran sebenarnya tidak memenuhi persyaratan usia berdasarkan Undang-Undang Pemilu, namun dipaksakan untuk tetap menjadi cawapres dengan menggunakan Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai lembaga yang memberikan legitimasi. Dade menyebut langkah-langkah tersebut sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan pemerintah saat ini, tindakan penghianatan terhadap rakyat, bangsa, dan negara, serta pelecehan terhadap demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Dade menilai bahwa hal ini sangat bertentangan dengan falsafah Pancasila. Sebelumnya, Djarot juga menyinggung pencalonan Gibran yang berkaitan dengan putusan kontroversial dari MK. Djarot menyatakan bahwa demokrasi telah mati dan MK telah dikebiri, serta mengajak parpol koalisi pengusung Ganjar-Mahfud Md untuk menghadapi hal tersebut.
Reaksi Cucu Bung Karno Terhadap Pernyataan Djarot Saiful Hidayat Mengenai Neo Orba
Recommendation for You
Menurut Etika Politik, 15 Persen Swing Voters di Pilkada Jakarta merupakan “Anak Abah” dan “Ahokers”
Jumat, 25 Oktober 2024 – 20:17 WIB Jakarta, VIVA – Elektabilitas pasangan calon gubernur dan…