Kamis, 26 Oktober 2023 – 08:47 WIB
Israel menghadapi tekanan internasional yang semakin besar, pada Rabu, 25 Oktober 2023, untuk memikirkan kembali rencana operasi darat besar-besaran di Gaza, di mana Israel telah melakukan kampanye pemboman tanpa henti yang menurut kementerian kesehatan Hamas menewaskan 700 orang dalam 24 jam.
Kekhawatiran semakin meluas atas meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza, yang dibombardir Israel sejak 7 Oktober 2023, ketika milisi Hamas melintasi perbatasan dan menewaskan 1.400 orang, dan menculik 222 lainnya. Sejauh ini, lebih dari 6.500 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar warga sipil, dan ada kekhawatiran jumlah korban akan bertambah jika Israel terus melakukan invasi darat dalam upaya menghancurkan Hamas dan menyelamatkan para sandera.
“Intervensi besar-besaran yang akan membahayakan nyawa warga sipil adalah sebuah kesalahan,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron di Kairo. Hal itu disampaikan Macron setelah bertemu dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, yang juga memperingatkan operasi darat akan menyebabkan banyak sekali korban sipil. “Hal ini juga tidak mungkin memberikan perlindungan jangka panjang kepada Israel karena tidak sesuai dengan penghormatan terhadap hukum kemanusiaan internasional dan aturan perang,” tutur Macron.
Pernyataannya muncul ketika kekhawatiran meningkat atas krisis kemanusiaan di Gaza, di mana rumah sakit menghadapi kehancuran total. Sementara itu, PBB mengatakan 12 dari 35 rumah sakit di wilayah tersebut telah ditutup karena kerusakan atau kekurangan bahan bakar. “Rumah sakit-rumah sakit berada dalam kondisi hancur total,” kata Mohammed Abu Selmeya, kepala rumah sakit terbesar di Jalur Gaza. Dia mengatakan bahwa lebih dari 90 persen obat-obatan telah habis.
“Kami sangat membutuhkan bahan bakar untuk menjalankan generator dan untuk mengoperasikan departemen rumah sakit dan ruang operasi.” Sebagai informasi, Israel telah memutus pasokan air, makanan, dan pasokan lainnya ke Gaza, serta kurang dari 70 truk bantuan telah memasuki wilayah miskin tersebut sejak perang dimulai. Namun, tidak ada bahan bakar yang terkandung di dalamnya, yang Israel khawatirkan akan digunakan Hamas untuk membuat senjata dan bahan peledak.
Kekerasan juga meningkat tajam di Tepi Barat yang diduduki, di mana para pejabat kesehatan mengatakan lebih dari 100 warga Palestina tewas, sebagian besar akibat serangan pasukan Israel atau bentrokan dengan pemukim Israel.